Mencuci baju bukan kegiatan yang sulit namun mencuci membutuhkan ketelitian. Namun, banyak kesalahan yang dilakukan tanpa disadari saat mencuci. Jika kita tidak teliti dan mengabaikan hal-hal yang detail, maka pakaian kita tidak akan berumur panjang.
Karena alasan ribet, sering pakaian yang akan dicuci tidak dipisahkan terlebih dahulu. Hal ini memang kadang tidak dirasa perlu bagi sebagian orang, namun, jika tidak dilakukan hal ini akan menyebabkan pakaian kita luntur dan rusak. Tidak hanya sesuai warnanya, sebelum mencuci hendaknya kita mengelompokkan pakaian sesuai jenis bahan atau kain untuk mencegah kerusakan pada serat kain.
Bukalah kancing saat kita mencuci pakaian untuk mencegah kancing pakaian kita tersangkut pada saat proses pencucian. Hal kecil seperti ini hanya membutuhkan waktu yang singkat namun dapat membuat umur pakaian kita lebih panjang.
Pemutih sering menjadi pembantu utama untuk menghilangkan noda bandel seperti darah atau keringat yang membekas pada pakaian kita. Namun, jangan gunakan pemutih secara berlebihan.
Sifat pemutih adalah untuk mengoksidasi kotoran yang ada pada pakaian dan jika digunakan untuk pakaian berwarna bisa menghilangkan warna pakaian itu sendiri. Jadi penggunaan pemutih sebaiknya secukupnya dan hanya untuk pakaian yang berwarna putih.
Ingin bersih? Tak perlu menggunakan deterjen dengan jumlah yang banyak. Karena semakin banyak detergent bukan berarti lebih ampuh menghilangkan noda pada pakaian kita. Justru jika kita menggunakan deterjen secara berlebih akan membuat busa yang dihasilkan pada deterjen menjadi sulit hilang saat proses pembilasan dan jika terpapar, kulit kita akan menjadi kasar dan panas saat bersentuhan langsung dengan deterjen.
Solusi untuk mengatasi penggunaan deterjen yang berlebih dan pencemaran lingkungan dan mencegah tangan menjadi kasar adalah dengan menggunakan deterjen yang berbahan aktif tumbuhan tanpa LABSA yang terbuat dari minyak nabati yang didapatkan dari kelapa, kelapa sawit, atau kacang kedelai.
Deterjen yang berbahan dasar tumbuhan menjadi salah satu era baru mencuci pakaian karena sifatnya yang mudah terurai sehingga menjadi ramah lingkungan. Di luar negeri deterjen berbahan tumbuhan sudah lama digunakan.
Sayangnya, rata-rata deterjen konvensional yang beredar di Indonesia mengandung LABSA atau Linear Alkyl Benzene Sulphonic Acid. LABSA adalah asam lemak organik (zat turunan minyak bumi) yang larut dalam air dan diencerkan untuk mengeluarkan panas. Jika terkena kulit akan terasa panas dan keriput atau pecah-pecah, jika kita tidak berhati-hati, LABSA dapat sangat membahayakan kita. Sebaiknya kita pakai produk yang lebih natural agar aman untuk kulit tangan untuk mencuci baju. Pilih deterjen berbahan tumbuhan lebih bisa larut dalam membersihkan ke dalam serat pakaian.
Sumber: VOI