Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggenjot investasi hulu ke hilir terkait perikanan tuna melalui gelaran Indonesia Tuna Investment and Business Forum yang diadakan di Surabaya, Jawa Timur pada Selasa (25/6) mendatang.
Sekretaris Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Machmud menyampaikan, kegiatan yang menjadi bagian program Tahun Tuna sekaligus menjadi respons atas tren positif perdagangan tuna cakalang tongkol (TCT). Nantinya, pada forum akan ada pembahasan mulai pengelolaan sumber daya tuna yang berkelanjutan, sampai teknologi hidrolisat protein ikan.
Machmud mengungkapkan, nilai perdagangan komoditas TCT secara global meningkat dari US$14,37 miliar pada tahun 2017 jadi US$16,81 miliar pada 2022.
“Artinya permintaannya terus meningkat,” kata Machmud.
Peningkatan permintaan tuna berskala global itu memberi kesempatan bagi Indonesia untuk meraup laba. Dibandingkan negara eksportir TCT lainnya, tren pertumbuhan permintaan tuna secara year-on-year (YoY) termasuk tinggi, mencapai 29,3 persen.
Machmud optimis, nilai ekspor tuna masih dapat didorong. Optimistis itu sejalan dengan keberhasilan KKP menuntaskan perundingan penurunan tarif tuna olahan ke pasar Jepang menjadi 0 persen melalui Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Diharapkan, kesepakatan tersebut sudah mulai diimplementasikan pada akhir 2024.
“Peluang besar dan potensinya ada, karenanya kita perlu bergerak bersama untuk mengoptimalkan komoditas tuna,” ujar Machmud.
Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan, Ditjen Perikanan Tangkap, Ridwan Mulyana menegaskan komitmen Indonesia terkait keberlanjutan tuna, yang ditunjukkan dengan partisipasi pada Regional Fisheries Management Organizations (RMFOs), yakni organisasi internasional yang dibentuk oleh negara-negara untuk kepentingan kegiatan penangkapan ikan di suatu wilayah.
“Khusus tuna, kita tercatat sebagai anggota Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT), Inter-American Tropical Tuna Commission (IATTC), serta Indian Ocean Tuna Commission (IOTC),” papar Ridwan.
Pada Indonesia Tuna Investment and Business Forum, juga akan diadakan kesepakatan bisnis antara Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dengan Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI), diikuti peneguhan komitmen pemberdayaan antara swasta dengan kelompok tuna guna mengimplementasikan pengelolaan tuna berdasarkan prinsip ketertelusuran, keberlanjutan dan keadilan, serta sejumlah kontrak dagang.
Direktur Usaha dan Investasi Ditjen PDSPKP, Catur Sarwanto mengatakan, KKP mengundang 300 peserta yang terdiri dari unit pengolahan ikan (UPI), perwakilan dagang negara mitra, kepala daerah, industri supporting seperti logistik, cold chain system, jaringan ritel, hotel dan restoran hingga lembaga sertifikasi terkait tuna.
“Forum ini menjadi upaya KKP dalam mengamalkan ilmu tuna, yakni selalu bergerak dan memberikan dampak bagi masyarakat,” ujar Catur.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menilai bahwa budi daya tuna berpotensi kuat untuk dikembangkan pada 2024, sehingga dapat mewujudkan produksi yang berkelanjutan.
Sumber : CNN Indonesia