Sejarah Pensil, Dari Batu Menjadi Seperti Sekarang

Sejarah Pensil, Dari Batu Menjadi Seperti Sekarang

Pada saat ini, manusia dipermudah oleh berbagai alat untuk menulis, seperti pensil dan pulpen. Alat tulis merupakan peralatan yang dipergunakan untuk menulis diatas suatu permukaan. Pada zaman dahulu, manusia menulis dengan menggunakan batu sebelum munculnya alat-alat tulis seperti pensil.

Pensil atau potlot adalah suatu alat tulis dan lukis yang pada awalnya terbuat dari grafit murni. Pada awalnya penulisan dengan menggunakan grafit ke atas media tulis. Namun grafit murni cenderung mudah patah dan memberikan efek kotor pada saat bergesekan dengan tangan. Hingga pada saat itu, diciptakanlah campuran antara grafit dan tanah liat agar komposisinya lebih keras, hingga akhirnya komposisi campuran ini dibalut oleh kertas atau kayu. Fungsi lain dari grafit juga dapat digunakan untuk minyak pelumas, obat, dan alat perang.

Sejarah Pensil

Pada zaman prasejarah, manusia menggunakan batu untuk menulis. Dimana batu tersebut dibuat runcing dan kemudian dipakai untuk menulis. Media yang mereka pakai merupakan dinding-dinding gua tempat mereka tinggal. Batu tersebut diasah agar ujungnya tajam.

Penggunaan timbal dan grafit sudah dimulai sejak zaman Yunani. Keduanya memberi efek goresan abu-abu, walaupun grafit cenderung lebih sedikit hitam. Grafit jarang digunakan hingga pada tahun 1564, ditemukan kandungan grafit murni dalam jumlah besar di Borrowdale, sebuah lembah di Lake District, Inggris. Meskipun bentuknya terlihat seperti batu bara, mineral tersebut tidak mudah terbakar, dan mudah untuk dihapus diatas permukaan yang sudah ditulisi. Pada masa inilah istilah grafit disalah artikan menjadi timah hitam, dan plumbago yang artinya seperti timah.

Karena itulah lead pencil (pensil timah) masih digunakan sampai sekarang. Karena memiliki tekstur yang berminyak, bongkahan grafit akhirnya dibungkus dengan kulit domba atau potongan kecil timah berbentuk tongkat yang dibalut dengan tali.

Pada tahun 1779 seorang ahli kimia seorang ahli kimia bernama Carl W. Scheele meneliti dan menyimpulkan bahwa grafit memiliki sifat kimiawi yang jauh berbeda dari timbal. Grafit merupakan komposisi molekul karbon murni yang lunak. Hingga pada akhir 1789, ahli geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan nama grafit, yang berasal dari bahasa Yunani graphien, yang memiliki arti menulis.

Perkembangan Pensil

Selama bertahun-tahun, grafit dari Inggris memonopoli pasar industri pembuatan pensil, akibat grafit Eropa dinaggap kurang bermutu, pabrik-pabrik disana pun akhirnya bereksperimen dengan berbagai cara untuk memperbaiki isi pensil.

Insinyur Prancis, Nicholas Jacques Conte mencampur bubuk grafit dengan tanah liat, membentuknya menjadi batang, dan membakarnya di perapian. Dengan mengubah-ubah perbandingan grafit dengan tanah liat, akhirnya ia dapat membuat pensil dengan berbagai gradasi warna hitam.

Pada abad ke-19, bisnis pembuatan pensil menjadi berkembang, grafit mulai ditemukan di beberapa tempat, termasuk Siberia, Jerman, dan Republik Ceko. Kemudian beberapa pabrik dibuka di Amerika Serikat, dengan mekanisasi produksi massal dan menekan harga. Pada awal abad ke-20, anak-anak sekolah mulai menggunakan pensil.

Pada awalnya pensil grafit diberi balutan kertas yang dirobek sesuai dengan keinginan dari pemakainya. Namun pada akhirnya ditemukan cara yang lebih efisien dengan menyelimuti seluruh batang grafit dengan dua bilah kayu yang ditoreh untuk menyediakan tempat bagi batang grafit lalu kemudian disatukan kembali.

Grafit murni lebih disukai oleh para seniman karena karakteristiknya yang lebih lugas. Namun, untuk penggunaan sehari-hari masih memerlukan grafit dengan kualitas rendah agar menjadi lebih fleksibel.

Pada 30 Maret 1858 Hymen Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat mulai mematenkan pensil yang memiliki ujung penghapus. Namun kemudian hak paten itu dibatalkan dengan alasan tidak adanya penemuan baru dari pensil tersebut, hingga ditemukannya peraut pensil mekanik pada tahun 1880 dan dengan cepat menjadi sangat populer.

Macam-Macam Model Pensil

Pensil Grafit

Pensil ini merupakan pensil yang biasa manusia gunakan sehari-hari. Komposisi bahan yang digunakan dalam pensil ini antara lain grafit murni sebagai bahan utama, kemudian dicampur dengan tanah liat dan bahan pengikat (binder).

Grafit adalah bahan mineral yang masih satu keluarga dengan Karbon, Charcoal, dan Diamond. Grafit memiliki warna iron grey metalik, selain digunakan untuk bahan utama pensil, grafit juga digunakan sebagai komponen pengecoran logam dan pelumas.

Pensil grafit memiliki tingkatan dalam ketebalan dan juga kekerasan bahan. Pabrik pensil biasanya mencantumkan kode sebagai penanda dan pembeda karakter sebuah pensil. Pengatran kode dari pensil grafit dicantumkan dengan huruf H (hard), yang menginformasikan bahwa komposisi grafit dalam pensil keras dan didominasi oleh tanah liat. Dan kode B (Boldness) yang menginformasikan bahwa kandungan grafit dalam pensil lebih dominan daripada tanah liat, sehingga memilikmi ketebalan yang cukup.

Jumlah tingkatan dalam pensil ditandai dengan angka, seperti 9H untuk penanda bahwa pensil paling keras, sedangkan 8B menandai yang paling tebal dan lunak. Kelompok pensil dengan kode H biasanya digunakan untuk menggambar teknik, sedangkan pensil kode B biasanya digunakan untik menggambar bebas, untuk kode HB digunakan untuk menulis.

Pensil Conte

Nama dari pensil conte diambil dari nama penemunya, yaitu Nicholas Jaques Conte, seorang insinyur bekebangsaan Prancis. Pada dasarnya pensil jenis ini merupakan arang gambar yang hanya melalui proses cetak kemudian dimasukan ke dalam pot tabung, ataupun gulungan kertas padat. Keistimewaan dari pensil conte adalah dapat diruncingkan, sehingga dapat dipakai untuk membuat garis detail dan arsiran halus. Pensil konte memiliki beberapa karakteristik, yaitu tipe soft, medium, dan hard.

Pensil Warna

Pensil warna merupakan pengembangan dari pensil grafit, dimana tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dari para seniman dan illustrator. Kegunaan dari pensil warna yang praktis, dapat memudahkan seniman membuat membuat karya seni seperti desain, ilustrasi, dan drawing.

Komposisi dari pensil warna memiliki perbedaan, yaitu terdiri dari leads yang dicampur dengan warna pigment organic atau pigment inorganic, kaolin, carboxy Methil cellulose, wax, dan surfactant. Bahan-bahan tersebut dan dicampur sehingga membentuk leads yang sempurna, lalu dipotong sesuai dengan ukuran pensil, dan dikeringkan. Setelah leads mengering dimasukan ke dalam dua lembaran kayu yang sudah dicetak dan ditambahkan dengan lem perekat dan dipanaskan agar pensil tidak mudah patah.

Pensil Mekanik (Shifthouder)

Prinsip pensil mekanik (shifthouder) sebenarnya sama dengan pensil grafit. Hanya saja yang membedakan adalah kemasannya saja. Pada pensil mekanik, grafit tidak lagi dibungkus dengan kayu ataupun kulit, tetapi menggunakan selongsong logam atau plastik yang sudah diberi tombol mekanis, sebagai alat pendorong agar grafit dapat digunakan.

Pensil mekanis ditemukan di Britabia Raya pada tahun 1822 oleh Sampson Mordan dan Gabriel Riddle. Pada awalnya pesnil morgan belabel SMGR. Antara tahun 1822-1874, terdapat lebih dari 160 hak paten yang telah didaftarkan berkaitan dengan pengembangan pensil mekanis. Pensil mekanis berisi pegas mulai dipatenkan pada 1877 dan mekanisme pengisian melilit dikembangkan pada 1895. Pensil mekanis yang memiliki ukuran 0.9 milimeter diperkenalkan pada tahun 1938. Pensil mekanis menjadi tenar di Jepang dan mendapatkan pengembangan di tahun 1915 oleh Tokuji Hayakawa, seorang pandai besi. Pensil mekanis ciptaanya ia beri nama Ever-Ready Sharp Pencil. (Tito Rizqi)