Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong kehadiran petani-petani muda sebagai agen ketahanan pangan, yang dapat memberi banyak manfaat, mulai pengendalian inflasi, pengentasan kemiskinan, hingga stunting.
Mbak Ita, sapaan Hevearita, mengatakan bahwa masih banyak lahan kosong di Semarang yang dapat dimanfaatkan oleh anak-anak muda. Hal itu disampaikan di Sandi Buana Farm, Mangunsari, Gunungpati, Kota Semarang, di mana Mbak Ita turun langsung bersama siswa-siswi sekolah dasar dan masyarakat untuk memanen padi, sayur-sayuran, serta lele pada Kamis (30/5).
“Ketahanan pangan dan pengendalian inflasi ujungnya juga untuk pengentasan kemiskinan dan stunting sehingga menjadi satu fokus pondasi bagi sebuah kota atau daerah,” kata Mbak Ita, Kamis (30/5).
Lebih lanjut, Mbak Ita menyatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang siap memberikan fasilitas terbaik terkait ketahananan pangan, antara lain aneka pelatihan bercocok tanam yang menyasar kalangan pelajar, hingga pendampingan saat memasarkan produk baik lokal maupun internasional, seperti pada Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman atau Pak Rahman.
Sandi Buana Farm sendiri merupakan lahan pertanian yang dimiliki seorang anak muda bernama Sandi. Mbak Ita menilai, Sandi adalah pemantik minat generasi milenial terhadap pertanian.
“Ini adalah salah satu contoh. Sandi farm ini dikelola oleh anak muda, petani milenial, apalagi sekarang ini petani sudah mulai berkurang, sudah sepuh-sepuh. Kami mendorong petani milenial makin banyak lagi, harus ada regenerasi,” katanya.
Sandi menambahkan, ke depannya berencana membuat edupark khusus untuk anak-anak SD, juga memberi kesempatan bagi ibu-ibu PKK untuk menanam cabai di polybag.
“Nanti cabainya bisa ambil di sini dan sambil belajar nanti hasilnya bisa dijual ke Pak Rahman, saya siap memfasilitasi, tidak ada harga tengkulak,” kata Sandi.
Sumber: CNN Indonesia