Pertama kali penemuan botol kaca terjadi pada 7000 SM, tidak lama setelah bangsa Venesia menemukan metode pembuatan kaca.
Namun, botol kaca penggunaannya baru dikenal oleh masyarakat sekitar tahun 3000 SM. Botol kaca menggantikan tembikar, terutama kendi sebagai tempat penyimpanan anggur, dan air.
Walaupun demikian masyarakat tidak banyak menggunakannya, karena proses produksinya yang masih terbatas dan bahannya yang belum banyak ditemukan.
Botol kaca baru benar-benar diproduksi masal sekitar tahun 1600-an, ketika penduduk Jamestown, Amerika, membangun tungku peleburan kaca pertama di Amerika.
Botol kaca belum banyak diproduksi, karena proses pembuatannya masih mengandalkan peniupan kaca manual. Penemuan mesin peniup kaca otomatis pada 1903, ketika permintaan pembuatan botol-botol kaca untuk menyimpan anggur semakin meningkat.
Penemuan tersebut mengubah proses produksi minuman kemasan menjadi lebih mudah untuk dikonsumsi.
Sedangkan penemuan botol plastik menjadi babak baru dalam industri pengemasan minuman, berdampingan dengan botol kaca yang semakin banyak digunakan oleh berbagai produk.
Botol plastik pertama kali ditemukan oleh Alexander Parkes, seorang metalurgis pada 1862. Bahan botol plastik pertama yang ditemukan oleh Parkes berassal dari selulosa bernama Parkesine.
Penemuannya itu kemudian dipamerkan di Great Internasional Exhibition, London. Ia mengklaim penemuannya lebih murah dibandingkan dengan karet, dan lebih mudah dibentuk. Akan tetapi memasuki akhir abad ke-19, bahan baku pembuatan plastik melonjak tinggi sehingga penemuannya tidak dapat dikembangkan.
Beberapa penemuan bahan baku plastik menjadi cikal bakal munculnya ide pembuatan botol plastik untuk industri makanan dan minuman.
Akhir abad ke-19, John Wesley Hyatt mengembangkan termoplastik yang dibuat dari campuran kertas tisu, asam nitrat, dan asam sulfat. Pada 1907, Leo Baekland, seorang ahli kimia menemukan plastik yang membantu pembuatan senjata, diberi nama Bakelite.
Pengembangan plastik terus terjadi untuk mencari jenis plastik yang ringan dan aman untuk industri makanan dan minuman.
Memasuki abad ke-20, plastik dari bahan nilon, akrilik, neoprene, SBR, dan polietilen semakin berkembang untuk berbagai sektor industri.
Botol plastik yang digunakan untuk minuman bersoda digunakan pertama kali pada 1970 dengan bahan yang sudah aman untuk tubuh.
Standardisasi untuk penggunaan botol plastik semakin ketat untuk menjaga keamanan dan kualitas minuman di dalamnya. Pada 1977 dibuat standar keamanan botol plastik dengan label PET yang disesuaikan penggunannya untuk Air minum dalam kemasan (AMDK).
Jenis – jenis plastik yang aman untuk kemasan makanan dan minuman dapat diketahui dengan melihat kode daur ulang yang berupa segitiga panah dengan angka di dalamnya. Kode tersebut biasanya ada di bagian bawah kemasan plastik.
Inilah kode daur ulang yang tertera pada kemasan plastik :
Kode 1 Poli Etilen Tereftalat (PET)
Bahan plastik ini bersifat kuat, jernih, kedap gas dan air. Biasanya ada di botol minuman, kemasan selai, botol sambal dan botol kecap.
Ada dua tips untuk kemasan plastik ini. Pertama, sebaiknya tidak digunakan untuk pangan dengan suhu di atas 60 derajat celcius. Kedua, hanya untuk satu kali pemakaian dan bukan untuk pemakaian berulang.
Kode 2 High Density Polyethylene (HDPE)
Bahan plastik ini bersifat keras hingga semi fleksibel, tahan terhadap bahan kimia dan kelembapan. Permukaannya berlilin, buram dan mudah diwarnai.
Biasanya digunakan untuk kemasan botol susu cair dan jus, tutup botol plastik, wadah es krim dan ada di kemasan mentega.
Tips untuk penggunaan kemasan plastik ini adalah hanyauntuk satu kali pemakaian dan bukan untuk pemakaian berulang.
Kode 3 Polivinil Klorida (PVC)
PVC ini terbagi menjadi dua jenis, jenis pertama yang bersikap kaku atau semi kaku ini bersifat kuat, keras, jernih dan bentuknya dapat diubah dengan larutan contohnya pada botol untuk jus, air mineral, minyak sayur, kecap, sambal dan baki.
Jenis kedua adalah PVC displatisasi atau lunak, sifatnya itu dapat dikerutkan dan jernih, contohnya ada pada pembungkus makanan.
Tipsnya jangan digunakan pada makanan yang berminyak atau berlemak atau mengandung alkohol terutama dalam keadaan panas.
Kode 4 Low Density Polyethylene (LDPE)
Bersifat kuat, fleksibel, kedap air, lalu permukaannya berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya. Biasanya digunakan untuk cup yoghurt, kantong belanja, kantong roti, makanan segar, dan botol yang dapat ditekan.
Plastik ini relatif aman jika digunakan untuk kemasan makanan jika dibandingkan dengan jenis plastik lainnya, tapi sering dibuat menjadi kantong daur ulang berwarna seperti warna hitam pada warna pekat lainnya.
Tipsnya, pertama, bisa digunakan untuk tempat mengukus makanan dengan suhu tertentu.
Kode 5 Polipropilen (PP)
Bersifat keras tapi fleksibel, permukaan berlilis, tidak jernih tetapi tembus cahaya, tahan terhadap panas, bahan kimia dan minyak.
Biasanya dipakai untuk kemasan makanan ringan (biskuit, chips, sereal dan sebagainya) juga sedotan.
Jenis plastik ini relatif aman jika digunakan untuk kemasan makanan jika dibandingkan dengan jenis plastik lainnya.
Plastik ini mempunyai keistimewaan tahan terhadap pemanasan dan dapat digunakan untuk pemanasan menggunakan microwave, tapi penggunaannya harus sesuai dengan saran pada kemasan.
Kode 6 Polisterina (PS)
Polisterina terbagi menjadi dua jenis. Jenis pertama bersifat jernih seperti kaca atau buram, kaku, dan getas (rapuh).
Biasanya digunakan sebagai gelas, sendok dan garpu plastik, wadah es krim dan sebagainya.
Jenis kedua Polisterina berbentuk styrofoam bersifat seperti busa, biasanya berwarna putih, lunak dan getas (rapuh).
Biasanya digunakan untuk piring, mangkok, dan gelas plastik.
Tipsnya, pertama, hindari penggunaan untuk mewadahi makanan berminyak atau berlebih dalam keadaan panas. Kedua, jangan digunakan untuk menghangatkan makanan menggunakan microwave.
Kode 7 Lain-lain (misalnya: Polikarbonat)
Polikarbonat Bersifat keras, jernih dan secara termal sangat stabil. Biasanya digunakan untuk botol air minum dan galon air minum.
Tipsnya, hindari penggunaan botol atau galon air minum yang sudah berubah penampakan fisiknya, seperti mulai buram atau berubah warna dan banyak goresan.
Terima kasih semoga bermanfaat